Jumat, 11 Maret 2011

Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan di Alam Kita

Mengingat saat ini lebih  dari 60% lahan sawah di pulau Jawa telah mengalami degradasi kesuburan tanah (fisika, kimia dan biologi) yang diindikasikan oleh rendahnya kandungan bahan organik (dibawah 1%). Dampak dari rendahnya kandungan bahan organik (BO) ini antara lain tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit diolah, respon terhadap pemupukan rendah, tidak responsif terhadap unsur hara tertentu, tanah menjadi masam, penggunaan air irigasi menjadi tidak efisien serta produktivitas tanaman cenderung rendah dan semakin sulit untuk ditingkatkan.

Hal ini disebabkan karena cara-cara pengelolaan lahan sawah dan ladang yang kurang tepat, sehingga tanah semakin tandus sementara pemberian pupuk buatan yang terus menerus, bahan organik yang berupa jerami padi tidak dikembalikan ke lahan, tetapi dibuang/ untuk makanan ternak, sehingga mengakibatkan lahan menjadi miskin akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta memburuknya sifat fisik lahan.

Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pestisida yang cenderung berlebihan dan tidak terkontrol, sehingga mengakibatkan keseimbangan alam terganggu, musuh alami hama menjadi punah akibatnya hama dan penyakit tanaman semakin tumbuh dan berkembang dengan pesat. Dampak lain yang tidak pernah disadari adanya residu pestisida pada hasil panen yang terus kita konsumsi.

Bahan kimia kini sudah over digunakan untuk keperluan pertanian, sehingga kondisi tanah petani yang digunakan bercocok tanam tak bertambah subur, tapi malah sebaliknya, tandus dan gersang. Pupuk dan racun kimia saat ini sudah mengancam kelangsungan hidup makhluk hidup ( Bunuh Diri Secara Perlahan ). Tak hanya manusia saja yang kena imbasnya, tapi makhluk hidup yang lain juga kena getahnya.

Hasil uji coba pupuk kimia dan pupuk organik, ternyata manfaatnya lebih banyak pupuk organik. Biaya produksinya lebih murah dibanding pupuk kimia, penggunaanmya lebih sederhana, harganya pun terjangkau bahkan cenderung gratis. Dan yang terpenting, pupuk organik dapat menjaga unsur hara di dalam tanah, sehingga terdapat keseimbangan.
Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan agar pembuatan pabrik-pabrik pupuk di dunia dikurangi atau dihentikan sama sekali agar manusia bisa terhindar dari malapetaka polusi. Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian organik merupakan usaha untuk dapat mendapatkan bahan makanan tanpa penggunaan pupuk anorganik. Dengan sitem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa ada masukan dari luar, sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu siklus hidup yang tertutup.

Pupuk Organik
Secara umum, pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang dihancurkan dalam proses fermentasi. Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber seperti : kotoran ternak, sampah kota/ pasar, sampah rumah tangga non sintetis dan limbah-limbah pabrik makanan/minuman. Umumnya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan ini dikenal dengan nama pupuk kompos. Bagaimana Caranya ? Klik disini 

Biasanya untuk membuat pupuk kompos ini, ditambahkan inokulum mikroba yang membantu mempercepat proses penghancuran (dekomposisi). Sebetulnya tanpa dibantupun, alam dengan sendirinya akan mendekomposisi bahan-bahan organik tersebut dengan bakteri yang ada di alam, beserta bantuan organisme renik lainnya.

Pupuk kompos mempunyai tingkat ikatan antar bahan yang sangat buruk jika kita bandingkan misalnya dengan tanah (liat). Gumpalan tanah yang tidak mengandung humus, sangatlah padat dan mudah sekali mengeras. Padahal dalam proses tumbuhnya, tumbuhan memerlukan tempat berpijak yang kokoh dan gembur. Di samping menyerap air dari dalam tanah, akar tanaman juga melakukan proses bernapas atau respirasi sama halnya dengan kita. Maka jika tanah tempat tumbuh tersebut adalah tanah yang keras dan mempunyai tingkat kepadatan tinggi, tidak terdapat celah yang menjadi tempat sirkulasi udara. Dengan diberikannya pupuk kompos di lahan pertanian, maka kompos akan bercampur dengan tanah untuk membentuk lapisan yang dikenal dengan humus, yaitu lapisan permukaan tanah yang kaya akan bahan organik. Struktur tanah akan menjadi gembur dan tidak bergumpal. Dalam tanah yang gembur, banyak terdapat celah yang dapat ditembus udara yang berarti sirkulasi udara di tanah menjadi lancar.

Ada satu hal lagi peran penting pupuk kompos yang belum begitu disadari oleh banyak orang. Di samping sebagai penggembur tanah, pupuk kompos juga sebagai media tempat hidup sejumlah besar bakteri (bioreaktor). Tanaman pada dasarnya menyerap makanan dari dalam tanah dalam bentuk ion-ion. Sebenarnya di dalam tanah sendiri (juga di dalam bahan organik lain) terdapat banyak unsur makanan yang diperlukan tanaman. Tetapi unsur makanan tersebut biasanya masih terikat dalam bentuk senyawa kompleks yang tidak dapat diserap langsung oleh tanaman. Senyawa kompleks tersebut harus diurai lagi agar pecah menjadi ion-ion yang dapat diserap oleh tanaman. Banyak bakteri yang hidup di dalam tanah dapat melakukan proses pemecahan senyawa kompleks tersebut dan mengubahnya menjadi ion-ion atau unsur makanan yang siap disantap oleh tanaman.

Mikroba tanah melakukan proses makan atas bahan organik dan bahan asli alam (seperti batu-batuan mineral) dalam aktivitas hidupnya. Ketika bahan organik dan bahan asli alam dimakan oleh bakteri, struktur senyawa kompleksnya pecah menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana atau dalam bentuk ion yang dapat diserap oleh tanaman.

Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yang dihasilkan oleh mikroba adalah enzim-enzim dan hormon serta vitamin sebagai hasil sekresi dalam proses metabolisme di dalam tubuhnya.. Juga banyak penyakit tanaman yang bisa ditekan karena keberadaan mikroba di dalam tanah. Sebenarnya masih ada lagi peran mikro fauna (binatang-binatang kecil) yang juga berperan aktif dalam kesuburan tanah. Jadi pada dasarnya, di lahan pertanian, di samping harus ada tanah tempat tumbuhan menancapkan akarnya, diperlukan juga koloni kehidupan mikroorganisme di dalam tanah.

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga, dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung
lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah
tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, recycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara. Organisme tanah mengubah bahan tanaman yang sudah mati menjadi nutrisi yang berharga.

Kompos sebagai pupuk utama dalam pertanian organik akan memberikan kontribusi yang jelas terhadap kesuburan, kegemburan tanah dan mensuplai jutaan mikroba ‘baik’ ke dalam tanah. Kompos juga akan memasukkan beberapa vitamin, hormon dan beberapa senyawa penting untuk kesuburan tanaman. Peran ini tidak kita dapatkan dari pupuk sintetis yang petani beli dari kios obat pertanian.

Masalah
Hal paling utama yang menjadi keengganan petani menggunakan pupuk kompos adalah masalah jumlahnya. Akan diperlukan jumlah pupuk kandang yang cukup banyak untuk mendapatkan nilai nutrisi yang mencukupi suatu luasan tertentu lahan pertanian. Sebagai contoh, petani sayur membutuhkan pupuk kandang sejumlah 5 sampai 7 ton per hektarnya untuk satu kali musim tanam (kira-kira 3 bulan). Dan ini akan diperlukan lagi sejumlah volume yang sama atau berkurang sedikit pada musim tanam selanjutnya. Demikian juga untuk lahan sawah dengan sistem ‘SRI’, minimal dibutuhkan 8 ton per hektar untuk satu musim tanam. Suatu volume yang cukup besar.

Kendala yang kemudian timbul adalah mengenai penyediaan bahannya, jumlah tenaga kerja yang menangani proses pemupukan, transportasi pupuk tersebut dari kandang (atau tempat pengepulan) sampai ke lahan pertanian dan timbulnya gulma pada lahan pertanian yang diakibatkan oleh terbawanya biji-bijian di dalam pupuk kandang tersebut. Hal ini menyebabkan biaya perawatan tanaman menjadi mahal yang ujung-ujungnya akan meningkatkan biaya produksi pertanian.

Besarnya volume pupuk kandang yang dibutuhkan untuk pemupukan, dikarenakan jumlah nutrisi yang terkandung di dalamnya (garam-garam mineral) terhitung kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan tanaman.

Sebenarnya dengan kemajuan teknologi pertanian dan bioteknologi, sekarang ini sudah bisa dibuat pupuk kandang yang efisien. Di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, saat ini  telah diemukan formula mikroorganisme yang mampu mempercepat sekaligus meningkatkan kualitas kompos dengan biaya murah dan waktu yang cepat. Dengan bantuan formula mikroorganisme ini proses fermentasi dan pengayaan unsur-unsur hara, efisiensi pupuk kandang dapat ditingkatkan. Sebagai hasilnya, penggunaannya tidak lagi harus dalam volume yang cukup besar. Dan yang lebih mengembirakan lagi, harga pupuk tersebut dapat ditekan pada tingkat harga yang terjangkau oleh petani.
Cara Murah Buat Pupuk Organik 

Pupuk tersebut dapat diaplikasikan dengan dosis yang tidak jauh berbeda  dengan pupuk kimia, dengan kelebihan-kelebihan pupuk organik yang tidak dapat diperoleh kalau menggunakan pupuk kimia.

Pada dasarnya penggunaan pupuk organik adalah suatu solusi tepat untuk mengatasi kejenuhan tanah. Hal lebih penting adalah petani tidak akan bergantung lagi dengan keberadaan dan harga pupuk kimia yang seringkali raib dari pasaran dan dengan harga yang terus merangkak naik. Kemandirian petani akan pupuk dapat menyelamatkan petani dari lilitan hutang dan jeratan ijon atau lintah darat yang keberadaanya makin marak. Kemandirian petani mutlak harus dibangun untuk mencapai kesejahteraan petani di pedesaan yang hakiki.
(Team Organik M-8 Blitar) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar